Close

March 5, 2020

Unsur Intrinsik Novel

Unsur Intrinsik Novel

Setelah kita belajar mengenai novel secara umum di artikel sebelumnya, sekarang kita pelajari unsur intrinsik novel, kuy, temen-temen! Dalam sebuah novel, terdapat unsur-unsur yang membangun novel tersebut. Unsur ini ada dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Nah, kali ini kita bahas unsur intrinsik dulu, ya.

Sesuai dengan namanya, unsur intrinsik ini merupakan unsur yang terkandung dalam sebuah karya. Nah, dalam novel, ada unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita yang dikisahkan dalam novel, temen-temen. Apa aja sih unsur intrinsik itu? Kamu simak baik-baik, ya.

1. Tema

Tema merupakan unsur terpenting dalam novel karena tema merupakan dasar cerita dalam novel. Tema dapat disebut juga sebagai ide atau tujuan utama cerita yang menggerakkan dan mendasari keseluruhan cerita dalam novel. Tema selalu berkaitan dengan pengalaman hidup manusia, yang tertuang dalam peristiwa dan nasib tokoh dalam novel, yang dapat berupa permasalahan cinta, takut, religiusitas, maut, dan lain sebagainya.

Tema bisa dibagi ke dalam dua, ya, temen-temen. Pertama tema mayor atau tema utama yang merupakan pokok cerita, yang menjadi landasan utama cerita dalam novel. Tema yang kedua adalah tema minor atau tema turunan. Tema turunan ini menjadi penguat tema utama novel.

2. Tokoh

Tokoh merupakan seseorang atau pemeran dalam novel. Selain tema, tokoh merupakan unsur penting lainnya dalam novel karena novel berpusat pada cerita nasib tokoh. Oleh karena itu, penggambaran tokoh utama dalam novel haruslah lebih detail atau lengkap dibandingkan dengan tokoh dalam cerpen. Ciri-ciri fisik tokoh, perilakunya, tabiat dan wataknya, kondisi sosialnya, dan hubungannya dengan tokoh-tokoh lain biasanya tergambar dari awal cerita berjalan dalam novel. 

Secara umum, tokoh dalam novel terbagi ke dalam empat, yaitu protagonis, antagonis, tritagonis, dan figuran. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki karakter positif, seperti baik, ramah, pemberani, jujur, dan penuh kasih sayang. Biasanya tokoh protagonis ini merupakan tokoh utama dalam novel. Sementara tokoh antagonis merupakan kebalikan dari tokoh protagonis. Ia memiliki watak yang negatif, seperti jahat, licik, penuh tipu daya, pemarah, senang melihat orang lain kesusahan, penuh iri dan dengki. Jenis tokoh ketiga, tritagonis, merupakan tokoh yang memiliki karakter penengah. Tokoh ini biasanya diandalkan oleh tokoh antagonis untuk dimintai pendapat, nasihat, dan bantuan. Tokoh seperti ini biasanya memiliki kedudukan sebagai guru yang bijaksana. Jenis tokoh terakhir, figuran, merupakan tokoh-tokoh pembantu dalam cerita yang tidak memiliki banyak peran, dan hanya sebagai pewarna dalam cerita.

3. Penokohan

Penokohan sering juga disebut sebagai karakterisasi. Penokohan merupakan gambaran watak atau karakter yang diberikan oleh pengarang terhadap tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan ini berkaitan dengan sikap, keinginan, ketertarikan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan ini juga menyaran pada perwujudan dan pengembangan karakter tokoh dalam cerita. 

Penokohan biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu analitik dan dramatik. Penokohan analitik adalah cara penggambaran keadaan dan fisik tokoh secara langsung. Dengan cara analitik ini, kita bisa dapat langsung mengetahui watak tokoh yang diceritakan dalam novel. Sementara pada cara dramatik, pengarang menggambarkan watak tokoh secara tidak langsung, melalui sikap, cara bicara, tingkah laku, dan pandangan hidupnya. Dalam cara dramatik ini juga kita bisa mendapatkan gambaran tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh yang berkaitan.

4. Plot

Plot seringkali disebut juga sebagai alur atau jalan cerita. Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel, yang dijalin melalui hubungan kausalitas. Dalam plot terdapat peristiwa, konflik, dan klimaks, temen-temen. Peristiwa mengacu pada peralihan situasi ke situasi yang ada dalam cerita. Situasi ini ada yang bersifat fungsional yang menjadi penentu perkembangan plot, kaitan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, maupun peristiwa acuan yang diacu melalui tokoh. Sementara konflik merupakan peristiwa yang menimbulkan kejadian-kejadian yang sangat penting bagi tokoh. Konflik ini biasanya dipicu oleh hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, tokoh utama dengan masyarakat, tokoh utama dengan moralitas umum, tokoh dengan dirinya sendiri yang dipicu dua atau lebih masalah yang bertentangan. Nah, kalau klimaks adalah peristiwa saat konflik memuncak dan tak dapat dihindari oleh tokoh utama. Secara mudah, plot terbagi menjadi tiga proses, yaitu awal, tengah, dan akhir. 

Plot yang baik harus memiliki kaidah kemasukakalan (plausability), kejutan (surprise), misteri (suspense), dan keutuhan (unity). Kemasukakalan penting dalam cerita karena berkaitan dengan penerimaan pembaca pada cerita yang dibangun dalam novel. Bila kaitan jalan cerita dalam novel masuk akal, kita pun dapat membaca cerita dengan nyaman. Sementara kejutan dalam plot berkaitan dengan ketidakpastian peristiwa-peristiwa dalam cerita. Semakin banyak kejutan yang terjadi dalam novel, semakin kita termotivasi membacanya sampai selesai. Selain kejutan, misteri dalam novel juga penting karena memberikan keseruan dalam membaca novel, yang membuat kita semakin penasaran dengan cerita yang kita baca, apa yang akan terjadi selanjutnya pada tokoh utama cerita, dan bagaimana nasib akhir tokoh utama tersebut. Nah, yang terakhir ada keutuhan cerita. Keutuhan ini juga gak kalah penting, temen-temen. Karena keutuhan cerita berkaitan erat dengan ciri peristiwa, yaitu kaitan, fungsional, dan acuan yang mengandung masalah atau konflik.

5. Latar

Latar atau setting merupakan gambaran waktu, tempat, dan kondisi sosial cerita berlangsung dalam novel. Dengan adanya latar yang jelas, kita bisa melihat kondisi jaman dan situasi sosial yang ada dalam cerita yang kita baca. Bila latar dalam sebuah novel jelas, kita dapat memahami perkembangan dan perubahan psikologis serta pola pikir tokoh dalam situasi sosial dan jaman yang melingkupinya.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view merupakan cara pengarang menceritakan cerita dalam novel. Ini berkaitan dengan siapa yang bercerita dalam novel. Berdasarkan pembagiannya, sudut pandang dibagi menjadi tiga, yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran. Pada sudut pandang orang pertama, biasanya yang bercerita adalah tokoh utama dalam novel. Oleh karena itu dalam sudut pandang orang pertama ini, tokoh dapat menceritakan peristiwa dan tingkah laku dirinya, baik yang bersifat batin (dalam dirinya) atau bersifat fisik (di luar dirinya). Ciri khas sudut pandang orang pertama ini adalah penggunaan kata “aku” atau “saya”. Sementara pada sudut pandang orang ketiga, yang bercerita adalah narator yang berada di luar cerita, yang menceritakan tokoh-tokoh dalam cerita dengan menyebut nama tokoh tersebut atau dengan menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, “mereka”. Nah, kalau pada sudut pandang campuran menggunakan kedua sudut pandang tadi secara bergantian, temen-temen.

Gimana? Mudah kan memahami unsur intrinsik novel? Kalau kalian masih pengen belajar banyak mengenai unsur intrinsik ini atau materi pelajaran lain yang belum kamu pahami, buruan kamu buka Google Play atau App Store dan unduh aplikasi Pahamify. Habis itu langganan, deh. Dijamin belajar kalian jadi lebih mudah dan mengasyikkan!

Penulis: Salman Hakim Darwadi


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *