Close

September 29, 2021

Rangkuman Live Class Geografi: Teori Pusat Pertumbuhan

Konsep Wilayah dan Tata Ruang

Halo, Pahamifren, pasti kamu sudah pernah lihat Live Class Pahamify di YouTube, kan? Bagaimana? Materi yang disampaikan Rockstar Teacher mudah dipahami kan? Nah, kali ini Mipi mau mengajak kamu membahas rangkuman live class Geografi tentang Teori Pusat Pertumbuhan nih. Simak artikel ini sampai selesai, ya!

Pengertian Pusat Pertumbuhan

Sebelum lebih jauh, ada baiknya kalau kamu memahami dulu pengertian pusat pertumbuhan, Pahamifren. Jadi, pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat pertumbuhan pesat, sehingga dijadikan pusat pembangunan yang mempengaruhi perkembangan wilayah di sekitarnya. Menurut Robinson Tarigan (2005), pusat pertumbuhan dibagi menjadi dua definisi, yaitu:

  • Secara Fungsional

Dari segi fungsinya, pusat pertumbuhan dapat dikatakan sebagai suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha, atau cabang industri yang karena sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan. 

  • Secara Geografis

Secara geografis, pusat pertumbuhan menjadi lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan. Inilah mengapa pusat pertumbuhan menjadi pusat daya tarik (pole of attraction). 

Materi kelas online gratis Geografi: Teori pusat pertumbuhan.

Dari teori pusat pertumbuhan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pusat pertumbuhan secara fungsional terjadi jika memiliki wilayah industri, pasar atau hal-hal yang berkaitan dengan kedinamisan (selalu berubah).

Sementara pusat pertumbuhan secara geografis, sangat berkaitan dengan spasial atau keruangan. Jadi, jika ada lokasi yang memiliki daya tarik, maka lokasi tersebut berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. Misalnya, di daerah Malang yang memiliki suhu yang sejuk dan memiliki konsentrasi kebun apel, maka suhu yang sejuk dan konsentrasi kebun apel tersebut dapat menjadi pusat daya tarik (pole of attraction) untuk orang-orang datang ke Malang dan menjadikan Malang sebagai pusat pertumbuhan. 

Ciri-Ciri Pusat Pertumbuhan

Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan bila memiliki ciri-ciri berikut:

  • Adanya Hubungan Internal dan Beragam Aktivitas

Sebuah wilayah pusat pertumbuhan umumnya memiliki beragam aktivitas perekonomian di dalamnya. Aktivitas perekonomian tersebut dapat berupa perumahan, perindustrian, perdagangan, pergudangan, pelabuhan, distribusi, hingga hiburan. Semua aktivitas perekonomian tersebut dapat bercampur dan saling terinternalisasi dalam sebuah pusat pertumbuhan. 

Misalnya Kota Surabaya yang terkenal memiliki beragam aktivitas perekonomian seperti pelabuhan, perniagaan, hingga pendidikan yang terintegrasi di kota tersebut. Maka dari itu, Surabaya dapat disebut atau dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan. 

  • Adanya Efek Penggandaan (multiplier effect

Bila sebuah wilayah memiliki nodal atau wilayah yang menjadi penghubung, atau yang memiliki ketergantungan antara daerah inti (pusat) dengan daerah belakang (interland), maka dari daerah tersebut umumnya akan mengalami efek penggandaan ke wilayah-wilayah sekitarnya.

Karena sifatnya seperti simpul, Nodal memiliki titik-titik pertumbuhan yang menyebar dari tengah ke wilayah-wilayah sekitarnya yang masih satu kota. Misalnya, bila ada pembangunan bandara di sebuah wilayah, bandara tersebut perlahan akan mempengaruhi wilayah-wilayah di sekitarnya, yang akan menjadi pendukung bagi bandara tersebut. 

Bentuk kegiatan ekonomi yang menjadi pendukung bandara tersebut dapat berupa perumahan, tempat pariwisata, perkantoran, pusat perdagangan, hotel, ekspedisi, dan lain sebagainya. Efek penggandaan ini penting dinilai sebelum membangun sebuah wilayah pusat pertumbuhan karena nantinya akan turut membantu terbukanya lapangan pekerjaan.

  • Adanya Konsentrasi Geografis

Sekalipun sebuah pusat pertumbuhan umumnya dapat memiliki beragam kegiatan perekonomian, tetapi biasanya wilayah tersebut memiliki spesialisasi tertentu. Adanya konsentrasi geografis atau aglomerasi, membuat sebuah wilayah pusat pertumbuhan memiliki fokus perekonomian.

Di situlah pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut akan menjadi lebih pesat karena spesialisasi tersebut membedakannya dengan wilayah-wilayah lain. Konsentrasi geografis juga turut menimbulkan multiplier effect yang tinggi pada suatu wilayah pusat pertumbuhan.

  • Mendorong ke Daerah Belakang

Sebuah wilayah pusat pertumbuhan umumnya akan mempengaruhi wilayah-wilayah di sekitar kotanya. Misalnya, Jakarta dapat mempengaruhi Bekasi, sehingga Bekasi kemudian memiliki nodal-nya sendiri dan kemudian dapat menjadi sebuah kota sendiri.

Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Theory)

Temukan latihan soal UTBK sosiologi beserta pembahasannya di artikel ini.

Teori pusat pertumbuhan yang terkenal lainnya adalah teori kutub pertumbuhan. Francois Perroux mendefinisikan kutub pertumbuhan sebagai pusat-pusat dalam wilayah ekonomi yang abstrak (belum terpetakan), yang memancarkan kekuatan sentrifugal (membesar atau menyebar) dan kekuatan sentripetal (bergerak menuju sumbu) yang menarik. 

Contoh dari kutub pertumbuhan yang ada di Indonesia salah satunya adalah Malioboro. Malioboro dikenal sebagai pusat pertumbuhan sekaligus ikon dari Yogyakarta, yang perekonomiannya berpusat pada pasar, souvenir, kuliner, dan lain sebagainya. Contoh lainnya adalah kawasan Kuta yang ada di Bali. Kawasan ini menjadi satu di antara kutub pertumbuhan penting bagi Pulau Dewata. Perkembangan pariwisata yang pesat, membuat Kuta menjadi pusat perekonomian bagi masyarakat Bali.

Sementara Jacques Boudeville menggambarkan kutub pertumbuhan sebagai suatu pengelompokan atau aglomerasi geografis dari berbagai kegiatan. Pengelompokan atau aglomerasi geografis ini kemudian akan menuju satu pusat. Jadi, bila ada sebuah wilayah yang memiliki wilayah industri, jasa, sarana transportasi yang baik, wilayah tersebut perlahan akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan. Contoh dari pusat pertumbuhan terbesar di Indonesia adalah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. 

Albert Hirschman menyebutkan ada dua efek dari kutub pertumbuhan (growth pole), yaitu efek positif dan efek negatif. Efek positif dari kutub pertumbuhan adalah trickle down effect, yang merupakan gejala saat adanya wilayah yang maju menjadi kutub pertumbuhan, akan turut mempengaruhi kemajuan di wilayah yang ada di pinggirannya. 

Wilayah-wilayah yang ada di pinggiran kutub pertumbuhan memiliki dua kemungkinan, yaitu bergabung dengan kota tersebut atau menjadi pusat pertumbuhan atau kota yang baru. Contohnya, Bekasi yang mendapatkan pengaruh besar dari Jakarta, perlahan menjadi kota sendiri. 

Nah, kalau efek negatifnya adalah polarization effect, yang menjelaskan bahwa gejala komplementaritas lemah akan terjadi dampak polarisasi (pembedaan). Jadi, bila ada wilayah-wilayah yang tidak menyatu secara kelompok alias beragam, maka akan terjadi dampak polarisasi (perbedaan) di antara wilayah-wilayah tersebut, yang kemudian dapat menyebabkan pemekaran suatu wilayah karena adanya ketidakcocokan yang disebabkan adanya gejala komplementaritas.

Nah, itulah ulasan kelas online Pahamify tentang Live Class Geografi: Teori Pusat Pertumbuhan. Semoga artikel ini bisa menjadi referensi belajarmu ya. Kamu juga bisa mengakses materi Live Class yang menarik lainnya di YouTube Pahamify, loh.

Buat kamu yang ingin meningkatkan nilai rapor di semester ini, sekaligus mempersiapkan diri menghadapi UTBK SBMPTN, kamu bisa mengakses paket Live Class premium di sini.

Tunggu apalagi? Yuk unduh aplikasi bimbel online Pahamify di link ini dan manfaatkan semua fitur kerennya! Jangan lupa juga buat ngecek info paket belajar dan promo menarik dari Pahamify di laman Paket Belajar ini, ya!

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *